Di Nusa Tenggara Barat (NTB), sumber pertumbuhan dari pertambangan mencapai 3,94% terhadap PDRB NTB yang tumbuh 7,1% (yoy). Pertambangan merupakan penyumbang utama dalam perekonomian wilayah dengan andil 19,7%, serta komoditas andalan tembaga.
Dia menambahkan di Sulawesi Tengah (Sulteng) sumber pertumbuhan dari pertambangan mencapai 4,12% terhadap PDRB provinsi tersebut yang berhasil tumbuh 19,13% (yoy).
Pertambangan merupakan sektor utama dalam perekonomian Sulteng dengan andil 15,41 persen dan komoditas andalan adalah bijih logam berupa nikel.
Selanjutnya di Papua, sumber pertumbuhan dari pertambangan mencapai 3,51% terhadap PDRB Papua yang tumbuh 5,78% (yoy).
Pertambangan merupakan penyumbang utama dalam perekonomian wilayah dengan andil 36,14%, serta komoditas utamanya adalah bijih logam emas.
Serta sektor pertambangan secara nasional mampu tumbuh 3,22% (yoy) pada kuartal ketiga tahun ini, meski melambat dari triwulan II-2022 yang sebesar 4,01% (yoy).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertambangan batu bara dan lignit yang tumbuh sebesar 9,41%(yoy), didorong oleh peningkatan permintaan dari luar negeri terhadap batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan.
Kemudian pertumbuhan sektor itu juga didorong subsektor bijih logam yang tumbuh sebesar 9,03% (yoy), didorong oleh meningkatnya produksi tembaga dan emas di distrik mineral Grasberg, Papua. Selain itu, terdapat pula peningkatan permintaan dari luar negeri terutama untuk komoditi emas dan tembaga.
(Zuhirna Wulan Dilla)