JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta adanya instrumen keuangan yang lebih variatif, atraktif dan dapat diandalkan atau reliable yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Pasalnya, penghimpunan dana oleh masyarakat di industri keuangan masih sangat terbatas. Artinya, potensi pasar masih terbilang sangat besar.
Selain itu, proporsi aset keuangan masih belum merata karena didominasi oleh sektor perbankan. Sementara, porsi aset di industri keuangan non bank yang merupakan sumber dana jangka panjang memiliki porsi simpanan yang relatif lebih kecil.
"Kita perlu mendorong agar nasabah-nasabah besar mampu dan bersedia investasi di instrumen jangka panjang, sekaligus melakukan diversifikasi produk, baik di perbankan maupun sektor keuangan lainnya," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Sri Mulyani juga menyorti kapitalisasi pasar saham Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) juga masih lebih rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Dalam paparannya, kapitalisasi pasar saham Indonesia terhadap PDB hanya sebesar 15,15%, jauh lebih rendah dibanding Malaysia yang sebesar 121,57% dan Thailand sebesar 102,80%.
Baca Juga: BuddyKu Fest: 'How To Get Your First 10k Follower'
Follow Berita Okezone di Google News