JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis. Indeks utama Wall Street pun menyentuh penurunan persentase harian terbesar dalam beberapa minggu.
Wall Street melemah karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan Federal Reserve untuk menurunkan inflasi menggunakan suku bunga yang agresif dapat menyebabkan resesi.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Usai The Fed Naikkan Suku Bunga 50 Basis Poin
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 764,13 poin atau 2,25% menjadi menetap 33.202,22 poin. Indeks S&P 500 turun 99,57 poin atau 2,49% menjadi 3.895,75 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 360,36 poin atau 3,23% menjadi 10.810,53 poin.
Melemahnya pasar saham menandai penurunan persentase satu hari terbesar untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq sejak 2 November, dan terbesar untuk indeks Dow sejak 13 September. Masing-masing ditutup pada level terendah sejak 9 November.
11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa komunikasi dan teknologi anjlok hampir 4,0% atau menjadi kelompok dengan kinerja terburuk di sesi ini.
Baca Juga: Wall Street Melesat Didukung Inflasi AS 7,1% di November 2022
Sebagai informasi, Bank Sentral AS, The Fed memutuskan kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) pada Rabu 14 Desember 2022. Suku bunga tersebut pun turun dari kenaikan sebelumnya 75 basis poin berturut-turut.
Tetapi Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan tanda-tanda inflasi baru-baru ini tidak cukup untuk meyakinkan Fed bahwa pertempuran melawan kenaikan harga telah dimenangkan.
The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga lanjutan di atas 5,0% pada 2023, tingkat yang tidak terlihat sejak penurunan ekonomi yang tajam pada 2007.
"Ini bukan hanya apa yang mereka lakukan, tetapi apa yang mereka katakan, dan tampaknya mereka masih khawatir tentang inflasi dan ini tidak akan menjadi akhir dari kenaikan suku bunga," kata Kepala Penelitian Terapan Global Qontigo, Melissa Brown, dikutip dari Antara, Jumat (16/12/2022).
"Sangat sulit untuk melihat apa yang akan membalikkan keadaan sampai kita mulai melihat lebih banyak data yang bisa berupa pendapatan, yang bisa berupa inflasi berikutnya atau pernyataan Fed tahun depan. Kabar baiknya adalah hampir tahun depan," sambungnnya.
Kekhawatiran resesi global juga meningkat karena Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa mengindikasikan siklus kenaikan yang diperpanjang pada Kamis (15/12/2022). Sebagian besar bank-bank sentral utama telah mengikuti strategi kenaikan suku bunga dalam upaya untuk mengendalikan inflasi.
Adapun volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,15 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,63 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(Feby Novalius)