JAKARTA – Siap-siap 85 juta pekerjaan akan hilang pada 2023. Hal ini diungkap Laporan mengenai "The Future of Jobs" yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF).
Di mana mereka memperkirakan sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2025. Diduga penyebab dari hilangnya pekerjaan tersebut adalah pandemi Covid-19.
Adanya pandemi Covid-19 menjadi pemicu utama automasi dunia kerja berjalan lebih cepat. Sebab, pembagian kerja antara manusia dan teknologi (mesin) menjadi hal biasa di dalam lingkungan kerja, utamanya dalam bisnis skala menengah dan atas.
Adapun, fakta yang harus diketahui ialah lebih dari 80% petinggi bisnis ternyata telah mempercepat rencana digitalisasi dalam proses kerja dan penggunaan teknologi baru di perusahaannya.
Dan 50% penyedia kerja merencanakan untuk mempercepat akselerasi automasi dalam beberapa peran di perusahaan mereka. Demikian dikutip dari Instagram @prakerja.go.id, Jumat (16/12/2022).
Lalu seperti apa pembagian kerja yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025?
Pada 2025 nanti, 50% yang dilakukan manusia yaitu peran-peran sangat membutuhkan keterampilan manusia dan sulit terganti oleh mesin. Dan 50% mesin, yakni peran-perannya yang bersifat pemrosesan informasi dan data, tugas administrasi, dan pekerjaan manual rutin.
Berikut ini ada beberapa profesi yang diperkirakan akan meningkat permintaan pekerjanya:
- Green economy (ekonomi hijau)
- Data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence)
- Cloud computing (komputasi awan)
- Pengembangan produk
- Engineering (rekayasa)
- Kreator konten
Baca selengkapnya: 85 Juta Pekerjaan Hilang di 2025, Sudah Siap Ganti Profesi?
(Kurniasih Miftakhul Jannah)