Kemudian, tercatat ada peningkatan pendapatan tambang emas Tujuh Bukit sebesar 36% menjadi USD220 juta pada 9 bulan 2022 terutama didorong oleh peningkatan produksi emas, dari 95.883 ons pada 9 bulan 2021, menjadi 107.168 ons pada 9 bulan 2022 dan peningkatan harga emas realisasi rata-rata dari USD1.795/oz pada 9 bulan 2021 menjadi USD1.820/oz pada 9 bulan 2022.
Pendapatan tambang tembaga Wetar juga meningkat 49% dari USD95 juta pada 9 bulan 2021 menjadi USD142 juta pada 9 bulan 2022.
Ini terjadi karena didorong oleh produksi tembaga yang lebih tinggi dari 13.388 ton pada 9 bulan 2021 menjadi 15.793 ton pada 9 bulan 2022, dengan peningkatan harga tembaga realisasi rata-rata sebesar US$9.321 per ton. Sementara itu, MDKA mencatatkan laba kotor sebesar USD144,1 juta, naik 95,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar USD73,7 juta.
Pada 30 September 2022, MDKA mempunyai fasilitas yang belum dicairkan sebesar US$269 juta yaitu MDKA revoving credit facility (RCF), BSI RCF, dan sebagian porsi pinjaman berjangka MTI dan fasilitas pembiayaan PPN MTI. Belum lama ini, dua anak usaha MDKA yakni PT Merdeka Battery Materials (MBM) melakukan transaksi afiliasi dengan PT Batutua Pelita Investama (BPI) dengan nilai transaksi USD100 juta.
Di mana dengan terlaksananya transaksi, MBM melakukan perjanjian dengan BPI dengan nilai keseluruhan dari transaksi sebanyak-banyaknya adalah USD100 juta, dengan nilai USD34,98 per saham.
Sebagai informasi, MBM akan menjadi salah satu pemegang saham BPI sehingga MBM dapat memberikan dukungan pendanaan yang akan digunakan BPI untuk mengembangkan dan memperkuat portofolio pada grup usahanya.
Untuk transaksi afiliasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada MDKA yang pada akhirnya dapat menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham perseroan.
(Zuhirna Wulan Dilla)