"Kuota solar subsidi untuk tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya hanya 14,9 juta KL atau turun dari kuota tahun sebelumnya yang mencapai 15,4 juta KL. Padahal menurut pemerintah tahun 2022 ada peningkatan ekonomi sekitar 5%, " kata pengamat energi Sofyano Zakaria, 6 April 2022.
Adapun hal lain yang melatarbelakangi kelangkaan Solar ini adalah perbedaan harga antara Solar subsidi dengan harga Solar industri, serta penetapan kuota yang ditetapkan menjadi kuota per lembaga, bukan lagi per kabupaten ataupun kota.
"Dan ini sangat bisa menjadi salah satu penyebab masalah terjadinya antrean solar subsidi karena jenis BBM tersebut sangat mungkin lari ke pengguna yang tak berhak, karena terlalu murahnya harga jual solar subsidi dibanding harga jual atau harga keekonnomian solar industri," lanjut Sofyan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Mengurai Polemik Kenaikan BBM Bersubsidi” yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Jakarta, 14 September 2022.
Dalam kesempatan itu, Komaidi mengurai data yang diperoleh lembaganya bahwa sepanjang 2022 pemerintah telah menganggarkan subsidi energi yang amat besar, mencapai Rp502 triliun.
Namun sayangnya, dana sebesar itu lebih banyak habis untuk mensubsidi BBM yang 80% dinikmati masyarakat mampu.
“Kalau roda empat yang mengkonsumsi Pertalite itu angkutan umum kita bisa terima. Karena masyarakat bawah yang tidak punya mobil naik angkutan umum. Tapi faktanya dari 20,3 juta KL konsumsi roda empat itu, sebagian besar atau 98,7 persennya adalah mobil pribadi. Angkutan umum hanya 0,4%, taksi online 0,6%, dan taksi 0,3%. Yang punya mobil pribadi kan orang mampu,” ujar Komaidi.
Maka dari itu, lanjutnya, sudah saatnya kita mendukung pengurangan anggaran subsidi BBM, untuk dialihkan pada anggaran yang betul-betul dibutuhkan masyarakat miskin, antara lain untuk bantuan langsung tunai, serta peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
“Artinya subsidi dialihkan dari si kaya ke si miskin yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Pada akhirnya, harga BBM resmi naik pada September 2022. Hal itu disampaikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasfir.
Dia mengatakan bahwa harga Pertalite, Solar, Pertamax resmi naik mulai 3 September pukul 14.30 WIB.