Share

Badai Salju Bikin Harga Minyak Dunia Meroket

Dinar Fitra Maghiszha, MNC Portal · Selasa 27 Desember 2022 10:28 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 27 320 2734888 badai-salju-bikin-harga-minyak-dunia-meroket-oqrSULbHC1.jpg Harga Minyak Dunia (Foto: Reuters)

JAKARTA - Harga minyak mentah naik pada perdagangan Selasa (27/12/2022) merespons kekhawatiran bahwa badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat akan mempengaruhi logistik dan produksi, terlebih pada saat momen libur natal dan tahun baru (nataru).

Minyak mentah Brent naik 0,9% di USD84,65 per barel, sedangkan West Texas Intermediate AS berada di level USD80,41 per barel, alias menguat 1,1%.

Pada akhir pekan lalu Jumat (23/12/2022), Brent naik 3,6%, sementara WTI naik 2,7%. Kedua tolok ukur itu mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober. Namun, pasar Inggris dan AS ditutup pada hari Senin untuk liburan Natal.

"Kekhawatiran atas gangguan pasokan dari badai musim dingin di AS mendorong aksi beli, meskipun volume perdagangan tipis karena banyak pelaku pasar pergi berlibur," kata Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito, dilansir Reuters, Selasa (27/12/2022).

Kendati demikian, Saito memperkirakan cuaca AS akan membaik minggu ini, yang berarti reli harga minyak mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama.

Seperti diketahui, badai salju mematikan telah melumpuhkan Buffalo, New York, di tengah perayaan Hari Natal. Kondisi tersebut menjebak pengendara dan pekerja di dalam kendaraan mereka, meninggalkan ribuan rumah tanpa listrik dan meningkatkan jumlah korban tewas akibat badai yang telah mendinginkan sebagian besar Amerika Serikat selama berhari-hari.

Follow Berita Okezone di Google News

Maskapai telah membatalkan hampir 2.700 penerbangan AS pada Sabtu sore setelah terkonfirmasi adanya gangguan cuaca dalam operasi bandara di seluruh negeri Paman Sam

Angin yang sangat dingin dan bertiup pada hari Jumat mematikan listrik dan memangkas produksi energi di seluruh Amerika Serikat, sekaligus menaikkan harga pemanas dan listrik.

Di tengah sentimen cuaca, pasar juga masih cemas ihwal kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia untuk membalas sanksi barat.

Rusia dapat memangkas produksi minyak sebesar 5% hingga 7% pada awal 2023 untuk merespons pembatasan harga, demikian menurut reportase kantor berita RIA yang mengutip Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Jumat lalu.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini