JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp170 triliun hingga akhir 2023. Target tersebut lebih rendah dibandingkan capaian pada 2022 yang tembus Rp267,73 triliun.
“Tahun 2022 ini memang sangat extraordinary, tetapi apabila kita keluarkan yang outliers seperti GOTO atau yang lain-lain, kita ada growth positif. Kira-kira berimbang antara target 2022 dan 2023,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers Awal Tahun OJK, Senin (2/1/2023).
Inarno menjelaskan, saat ini di pipeline masih terdapat 84 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp81,41 triliun, yang di antaranya merupakan rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), yang akan dilakukan oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.
Melansir lama e-ipo, saat ini terdapat enam perusahaan tengah memasuki masa penawaran umum atau offering yakni, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, PT Sunindo Pratama Tbk, PT Citra Buana Prasida Tbk, PT Data Sinergitama Jaya Tbk, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk, dan PT Mitra Tirta Buwana Tbk.
Sementara itu, lima perusahaan lainnya sedang melangsungkan masa penawaran awal atau bookbuilding yakni, PT Lavender Bina Cendikia Tbk, PT Penta Valent Tbk, PT Jasa Berdikari Logistics Tbk, PT Hatten Bali Tbk, dan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk.
Follow Berita Okezone di Google News