Kendati demikian ia menyebutkan secara bulanan (month-to-month/mtm), ekspor Desember 2022 menurun tipis 1,1 persen dibanding November 2022 sebesar 24,09 miliar dolar AS, seiring penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur beberapa negara mitra dagang utama.
Di sisi lain, impor Desember 2022 tercatat sebesar 19,94 miliar dolar AS atau naik 5,16 persen (mtm) dari 18,96 miliar dolar AS pada November 2022, seiring peningkatan PMI Manufaktur Indonesia.
Komoditas utama impor Indonesia selama tahun 2022 masih didominasi oleh impor bahan baku atau penolong dan barang modal seperti mesin dan peralatan mekanis, mesin dan peralatan elektrik, kendaraan dan bagiannya. Hal ini menunjukkan ekonomi domestik masih dalam tren pemulihan.
Dengan perkembangan tersebut neraca perdagangan Desember 2022 mencatat surplus 3,89 miliar dolar AS dan melanjutkan tren surplus selama 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Secara kumulatif, total surplus selama 2022 mencapai 54,46 miliar dolar AS atau naik cukup tinggi dibanding 2021 yakni 35,42 miliar dolar AS.
“Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2022 mencatatkan surplus tertinggi dalam sejarah yakni sebesar 54,46 miliar dolar AS," tuturnya.
Ke depan pemerintah akan mewaspadai risiko penurunan permintaan ekspor dari negara mitra utama dagang yakni Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Jepang, seiring menurunnya Indeks PMI manufaktur negara-negara tersebut. Di sisi lain pemerintah secara paralel juga terus mengembangkan ekspor ke negara lain seperti India dan negara-negara ASEAN.
(Taufik Fajar)