JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo membagikan pengalamannya saat menghadapi krisis moneter di tahun 1998. Menurutnya, saat itu banyak perusahaan besar yang sedang tidak baik kondisi ekonomi dan banyak yang dijual.
Melihat kondisi tersebut, Hary justru berpikir bahwa hal tersebut dapat menimbulkan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaannya.
"Saya lihat semua perusahaan di jual murah. Karena keuangan perusahaan waktu itu belum cukup. Maka saya putuskan untuk pergi ke New York untuk mencari investor," katanya saat menjadi pembicara Workshop Sales and Marketing MNC Media dengan tema "Together We Rise" di Studi RCTI+, Jakarta, Selasa (14/2/2/230).
Dia melihat krisis sebagai sebuah peluang. Akhirnya, dia mengajak kerjasama dengan investor meskipun sedang krisis moneter.
"Di sana saya presentasi dengan sungguh-sungguh. Sehingga hal itu membuahkan hasil di mana para investor bersedia bekerjasama," tambahnya.
Alhasil dari kunjungan tersebut, dia berhasil membeli beberapa saham perusahaan yang kemudian dia perbaiki dan jual kembali. Hasilnya setelah 4 tahun kemudian perusahaan ya mengalami keuntungan yang besar.
"Jadi kesempatan itu ada di segala situasi, saya tidak percaya ada keadaan jelek yang tidak bisa diperbaiki," katanya.
Dia juga menekankan karyawan MNC Group di bidang sales and marketing sudah mengetahui bisnis perusahaannya, maka mereka dapat mengembangkan skill sales and marketing nya dengan berbagai cara.
Terlebih lagi, sales and marketing MNC media juga harus sejalan dengan visi MNC Group yakni Vision.
"Kemudian kalau kita lihat dari visi MNC Group itu vision yang artinya kita tahu mau ke mana, kemudian juga mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas," katanya.
Lebih lanjut, Hary mengatakan bahwa dengan mempunyai plan yang jelas maka semua pekerjaan dipastikan akan diselesaikan dengan visi yang sudah ditentukan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)