JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street mencatat penurunan paling dalam pada perdagangan Selasa. Seluruh indeks utama Wall Street anjlok di atas 2%.
Hal tersebut karena investor menafsirkan rebound dalam aktivitas bisnis AS di Februari yang berarti suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi.
Baca Juga:Â Wall Street Mixed, Indeks Nasdaq Turun 68 Poin
Melansir Reuters, Rabu (22/2/2023), Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 697,1 poin atau 2,06% menjadi 33.129,59. S&P 500 (.SPX) kehilangan 81,75 poin atau 2,00% menjadi 3.997,34 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 294,97 poin, atau 2,5%, menjadi 11.492,30.
Penurunan pasar saham terjadi setelah indeks S&P Global Purchasing Manufacturer's, mencerminkan aktivitas bisnis di Amerika Serikat kembali berekspansi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan di Februari. Indeks Manufaktur AS 50,2, naik dari 46,8 di Januari.
Baca Juga:Â Wall Street Menguat Ditopang Data Penjualan Ritel yang Kuat
Laporan tersebut menambah banyaknya data ekonomi yang telah melukiskan gambaran bahwa ekonomi terus bekerja dengan latar belakang beberapa kenaikan suku bunga bank sentral.
Dengan inflasi yang masih jauh dari target sebesar 2%, dan ekonomi mempertahankan sebagian besar kekuatannya, pelaku pasar telah merevisi ke atas. Di mana suku bunga dana Fed akan terus naik dari saat ini pada level 5,35%.
Follow Berita Okezone di Google News