Share

Wall Street Berakhir Melemah, Dow Jones hingga Nasdaq Anjlok

Hana Wahyuti, Jurnalis · Sabtu 25 Februari 2023 06:47 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 25 278 2771057 wall-street-berakhir-melemah-dow-jones-hingga-nasdaq-anjlok-K4dpmd33FU.jpg Wall Street Ditutup Melemah. (foto: Okezone.com/Reuters)

NEW YORK - Bursa saham AS, Wall Street mencatat penurunan terdalam di pekan ini. Di mana pada akhir perdagangan Jumat, bursa saham turun karena investor mewaspadai kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Federal Reserve AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 336,99 poin atau 1,02% menjadi menetap di 32.816,92 poin. Indeks S&P 500 merosot 42,28 poin atau 1,05% menjadi berakhir 3.970,04 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 195,46 poin atau 1,69% menjadi 11.394,94 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat, teknologi, dan konsumer non-primer mengalami penurunan terbesar. Sektor jasa komunikasi turun 1,4% atau mencatat kerugian keenam berturut-turut.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat, Indeks Dow Jones Naik 108 Poin

Untuk indeks saham-saham unggulan Dow Jones Industrial Average, penurunan 3,0% adalah penurunan mingguan terbesar sejak September. Itu juga merupakan penurunan mingguan keempat berturut-turut Dow, penurunan beruntun terpanjang selama hampir 10 bulan.

Indeks S&P 500 dan Komposit Nasdaq juga mencatat penurunan mingguan masing-masing 2,7% dan 3,3%.

Setelah Januari yang kuat, pasar saham telah mundur bulan ini karena banyaknya data ekonomi yang memperkuat kekhawatiran bahwa bank sentral AS mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Baca Juga: Wall Street Bervariasi Usai Risalah The Fed Bikin Kejutan

Data pada Jumat menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), pengukur inflasi pilihan Fed, melonjak 0,6% bulan lalu setelah naik hanya 0,2% pada Desember.

Pengeluaran konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, melonjak 1,8% bulan lalu, melebihi perkiraan kenaikan 1,3%.

Menurut Kepala Investasi Glenmede, Jason Pride, siklus pasar telah menyaksikan reaksi tertunda serupa oleh pasar terhadap kenaikan suku bunga dan rilis data, yang membantu menjelaskan pola perdagangan yang fluktuatif karena investor perlahan menyesuaikan diri.

Follow Berita Okezone di Google News

"Pasar ini belum menyadari kemungkinan resesi yang kami pikir adalah kenyataan. Mencatat kenaikan suku bunga di masa lalu biasanya memakan waktu antara enam hingga 18 bulan sebelum efeknya sepenuhnya masuk ke dalam perekonomian," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (25/2/2023).

Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan Fed harus menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang dibutuhkan jika perlu untuk mengendalikan inflasi sepenuhnya.

Pernyataan tersebut pun membuat saham-saham berkapitalisasi besar termasuk Tesla Inc, Amazon.com Inc dan Nvidia Corp turun antara 1,6% dan 2,6% karena imbal hasil obligasi pemerintah meningkat.

Imbal hasi surat utang pemerintah dua tahun, yang sangat sensitif terhadap kebijakan Fed, naik menjadi 4,826% atau tertinggi dalam hampir empat bulan.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini