JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding Pertamina untuk bisnis pengolahan dan petrokimia, mencatatkan kinerja operasi melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) selama 2022.
"Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong kinerja positif tersebut, antara lain optimasi kilang dan efisiensi biaya operasional," kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman seperti dilansir Antara, di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Taufik mengungkapkan bahwa optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi sesuai dengan pergerakan crack spread (perbedaan antara harga minyak mentah sebagai bahan baku dan harga produk yang dihasilkan kilang).
“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah). Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” jelas Taufik.
Terkait dengan intake kilang, PT KPI berhasil melampaui target sebanyak 14% di atas target karena terjadinya peningkatan demand pascapandemi serta proyek RDMP Balongan yang sudah onstream sejak Juni 2022 yang menambah kapasitas pengolahan sebanyak 25 kbpd.
Upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable dimana salah satu produk yang didorong adalah MFO Low Sulfur (untuk bunker kapal).
 BACA JUGA:
Menurut Taufik hal ini berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi sekitar 82% lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 79,9%.
"Selain itu, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi hampir 100%, lebih tinggi daripada versi RKAP sekitar 99%,” jelas Taufik.
Faktor lain terkait efisiensi biaya operasi kilang, Taufik melanjutkan, adalah pemakaian energi yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP. Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 108,3, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 108,7.
Â
Follow Berita Okezone di Google News