JAKARTA – PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), membukukan penjualan sebesar Rp 691,53 miliar pada tahun 2022, tumbuh 9% dari Rp 633,30 miliar pada tahun sebelumnya.
Namun, ketidakmenentuan situasi makro ekonomi global tahun 2022, terutama terkait volatilitas kurs dan kenaikan harga komoditas telah membuat perseroan harus menanggung peningkatan biaya-biaya yang lebih tinggi daripada peningkatan penjualan. Alhasil, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 36,39 miliar, dibandingkan laba sebesar Rp 27,32 miliar pada tahun sebelumnya.
Sementara beban pokok penjualan meningkat sebesar 12%, menjadi Rp 557,54 miliar, sedangkan biaya operasional naik sebesar 18% menjadi Rp 107,51 miliar. Biaya keuangan naik 37% menjadi Rp 27,39 miliar, sementara rugi selisih kurs mencapai Rp 42,37 miliar dibandingkan untung selisih kurs sebesar Rp 5,47 miliar yang dinikmati pada tahun 2021.
Meskipun demikian, Direktur INOV, Victor Choi mengatakan, dalam situasi tidak menentu di tahun 2022, termasuk karena pecahnya perang Rusia-Ukraina, patut disyukuri bahwa INOV masih bisa meraih pertumbuhan penjualan 9%.
“Kita berharap perbaikan ekonomi akan berjalan lebih cepat lagi, sehingga kinerja INOV bisa semakin baik tahun ini,” ujarnya dikutip Harian Neraca, Senin (3/4/2023).
Perseroan, disampaikannya, bertekad untuk terus aktif berekspansi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, sekaligus meningkatkan efisiensi dengan terus membangun jaringan pabrik serta tempat pengumpulan dan penukaran sampah botol plastik di berbagai kota di Indonesia.