Andi menilai penerbangan komersil kembali menggeliat, sehingga berkontribusi terhadap lini bisnis perseroan. Kondisi ini dinilai sejalan dengan diversifikasi bisnis yang disebut telah memperlihatkan hasil.
"GMF, serta pelaku industri aviasi lain, masih dalam survival mode untuk membenahi kinerja setelah pandemi. Target kami tidak muluk, mampu mencatatkan laba bagi kami sudah cukup baik di masa penuh tantangan ini," ungkapnya.
Dari sisi top line, pendapatan usaha GMFI tumbuh 13,34% year-on-year (yoy) menjadi USD238,70 juta, atau setara Rp3,76 triliun, dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (20/4/2023).
Kontribusi utama pendapatan datang dari bisnis reparasi dan overhaul senilai USD174,80 juta, disusul lini jasa perawatan USD44,12 juta, dan operasi lainnya USD19,77 juta.
(Feby Novalius)