Data Biro Statistik Tiongkok menunjukkan bahwa 6 juta dari 96 juta orang berusia 16 hingga 24 tahun dalam angkatan kerja perkotaan saat ini menganggur.
Dari angka tersebut, Goldman Sachs memperkirakan saat ini terdapat 3 juta lebih pemuda perkotaan yang menganggur dibanding periode sebelum pandemi Covid-19.
Ini kemungkinan akan membuatnya lebih mendesak bagi pemerintah China untuk bertindak.
“Prospek pekerjaan yang berkurang pasti dapat memicu ketidakpuasan di antara kaum muda, dan kegagalan yang dirasakan untuk memastikan kesejahteraan materi mereka dapat mengganggu kontrak sosial yang dimiliki Partai Komunis dengan orang-orang di China,” kata Direktur Pelaksana China Beige Book, Shehzad Qazi.
Mengingat populasi China yang menua dan menurun akan mengurangi populasi yang aktif secara ekonomi, dampak dari pengangguran kaum muda dan setengah pengangguran berpotensi memiliki konsekuensi yang sangat negatif bagi perekonomian.
Sementara itu, China bukan satu-satunya masyarakat di dunia yang dilanda pengangguran milenial hingga dua digit. Hanya sedikit orang yang melihat skala masalah China, menurut statistik dari Organisasi Perburuhan Internasional.
(Feby Novalius)