4. Gabungan dari dua stasiun
Dahulu terdapat dua stasiun di kota lama Batavia yaitu Batavia NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatcappij) dan Stasiun Batavia BOSM (Batavia Ooster Spoorweg Maatcappij). Kedua stasiun tersebut berjarak 200 meter namun tidak saling terhubung.
Seiring waktu banyak penumpang yang kesusahan ketika ingin berpindah rute. Selain itu hal ini juga membahayakan bagi perjalanan kereta api pada persimpangan jalur. Akhirnya pada tahun 1898, SS (Staatssporwegen) membeli seluruh jaringan stasiun Batavia BOSM dan tahun 1913 memneli jaringan kereta apistasiun Batavia NISM.
5. Gaya bangunan mengusung ilosofi Yunani Kuno
Stasiun ini dahulunya merupakan karya besar dari arsitek belanda kelahiran Tulung Agung, yakni Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bangunan stasiun dibangun dengan mengusung gaya filosofi yunani kuno yang memiliki arti kesederhanaan adalah menuju keindahan.
Bangunan ini juga dibalut dengan ornament art deco atau dengan ciri khas dinding berwarna putih, atap tinggi dan dihiasi dengan kaca-kaca patri.
(Taufik Fajar)