Pencarian migas dengan potensi signifikan tidak hanya dilakukan pada area laut dalam saja. BP selaku operator di Tangguh juga menunjukkan komitmen investasi eksplorasinya dengan melakukan tajak sumur eksplorasi di struktur Kepe Kepe, lalu dilanjutkan dengan pengeboran sumur WOS.
Selain pengeboran, BP juga terus melakukan pencarian sumberdaya baru dengan melakukan akuisisi seismik tiga dimensi dengan teknologi yang memerlukan biaya mencapai sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun.
Investasi itu diharapkan memberikan hasil berupa target target eksplorasi baru sehingga dapat dilanjutkan dengan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan kehadiran perusahaan-perusahaan migas utama dunia memberi gambaran bahwa Indonesia masih memiliki potensi eksplorasi yang menjanjikan.
Menurutnya, industri hulu migas memerlukan perbaikan di bidang fiskal dan regulasi perijinan untuk mengembalikan industri migas kembali ke puncak, sehingga meningkatkan kemudahan berinvestasi di Indonesia.
"Secara global, persaingan untuk memperoleh investasi terus meningkat perlu dilakukan perbaikan fiskal yang radikal untuk tetap menarik di pasar global karena setiap negara terus memperkenalkan term and condition (T&C) fiskal yang lebih menarik," pungkas Benny.
(Feby Novalius)