JAKARTA - Penelitian di PBB menyatakan AI atau kecerdasan generatif mungkin tidak akan mengambil alih seluruh pekerjaan sebagian besar orang, melainkan akan mengotomatisasi sebagian tugas mereka, sehingga membebaskan mereka untuk melakukan tugas-tugas lain.
Namun laporan ini memperingatkan bahwa pekerjaan di bidang administrasi kemungkinan besar akan menjadi pihak yang paling terkena dampaknya, dan berpotensi memberikan dampak yang lebih besar terhadap lapangan kerja perempuan, mengingat keterwakilan perempuan yang berlebihan di sektor ini, terutama di negara-negara kaya.
Ledakan minat terhadap AI generatif dan aplikasi chatbot-nya telah memicu kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja, serupa dengan kekhawatiran yang muncul ketika jalur perakitan bergerak diperkenalkan pada awal tahun 1900-an dan setelah komputer mainframe pada tahun 1950-an.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyimpulkan bahwa: "Sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian pada otomatisasi dan oleh karena itu lebih mungkin untuk dilengkapi dibandingkan digantikan oleh AI," katanya.
Ini berarti bahwa “dampak paling penting dari teknologi ini kemungkinan besar adalah peningkatan pekerjaan”, tambahnya.