JAKARTA - Setelah guncangan keras pandemi Covid-19, dunia kembali dihadapkan ketegangan geopolitik di Eropa Timur yang melahirkan tantangan baru yakni volatilitas harga, kelangkaan pasokan, masalah keamanan, dan ketidakpastian ekonomi yang berkontribusi pada krisis energi global.
Senior Vice President Research Technology & Innovation PT Pertamina (Persero), Oki Muraza menjelaskan ketegangan politik yang terjadi di Eropa telah menyebabkan kenaikan harga energi yang berbahaya bagi keamanan dan ketahanan energi di Indonesia.
“Jadi kita harus berusaha untuk meningkatkan ketahanan energi, dan pada saat yang sama kita harus berusaha untuk mencapai target-target sustainability. Bagaimana kita mengurangi emisi dan menambah volume bisnis energi hijau, listrik ramah lingkungan dan lain-lain,” kata Oki Muraza di sela-sela Sustainability Summit B20 yang berlangsung di New Delhi, India (22/8/2023).
Menurut Oki, sebelum terjadinya krisis geopolitik tersebut, Eropa menjadi salah satu pemimpin dalam perubahan menuju sustainability. Namun dengan menurunnya energy security, di mana Eropa kembali mengimpor energi seperti batu bara, maka terjadi perubahan dalam bauran energi yang berdampak bagi dunia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India dengan pendapatan yang rendah perlu membangun kerja sama dengan negara maju, utamanya dalam hal modal atau pembiayaan.