Di samping itu, beban pokok penjualan ANTM tercatat sebesar Rp17,42 triliun, naik dari sebelumnya sebesar Rp14,74 triliun. Sedangkan beban usaha perseroan tercatat sebesar Rp1,91 triliun, turun 25,34% dari sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun. Secara rinci, beban umum dan administrasi sebesar Rp1,46 triliun, serta beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp453,66 miliar.
Per Juni 2023, total nilai aset ANTM tercatat sebesar Rp36,36 triliun, naik 8,12% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp33,63 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp12,69 triliun dan ekuitas tercatat sebesar Rp23,67 triliun.
Di tengah kondisi peningkatan suplai dan demand, Syarif mengatakan bahwa perseroan terus mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan bijih nikel, emas, dan bauksit, serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien.
“Tahun ini, perseroan berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel dan bauksit,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)