Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga 5,5% hingga Akhir 2023

Nasya Emmanuela Lilipaly , Jurnalis-Selasa, 19 September 2023 |11:30 WIB
The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga 5,5% hingga Akhir 2023
The Fed tahan suku bunga. (Foto: Reuters)
A
A
A

Bank Indonesia (BI) misalnya bisa menempuh kebijakan pro growth melalui kebijakan makroprudensial loan to value (LTV) dan diskon giro wajib minimum (GWM), sedangkan untuk menjaga stabilitas dilakukan dengan kebijakan suku bunga dan juga melalui sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pasar memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan atau tidak berubah meski gubernur bank sentral AS Jerome Powel masih membuka kemungkinan untuk kembali menaikkan suku bunga bila inflasi masih merangkak naik.

Inflasi AS pada Agustus 2023 kembali naik ke level 3,7% secara tahunan, meningkat dibandingkan Juli 2023 yang sebesar 3,2%.

Pasar akan terkejut bila AS kembali menaikkan suku bunganya, namun kenaikan itu tidak perlu direspon oleh BI dengan menaikkan suku bunga acuan.

Jika The Fed menaikkan suku bunganya pada bulan ini, maka untuk pertama kali dalam sejarah, suku bunga acuan AS berada pada level yang sama dengan suku bunga acuan Indonesia sebesar 5,75%.

Hal tersebut akan menambah tekanan terhadap nilai tukar, namun bank sentral bisa menjalankan triple intervention dan instrumen barunya SRBI. Dalam kondisi global yang penuh tekanan saat ini, menjaga yield differential dianggap lebih penting bagi kebijakan moneter.

Pada pertengahan September 2023 selisih yield surat berharga negara (SBN) dengan surat berharga AS atau US treasury (UST) tenor 10 tahun telah naik ke 2,35%.

Selama selisihnya masih di atas level terendah yang pernah terjadi di 2,12%, yield SBN masih cukup menarik bagi investor asing, apalagi pemerintah terus berupaya menekan inflasi domestik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Agustus sebesar 3,27% secara tahunan sehingga inflasi Indonesia sejak Januari hingga Agustus 2023, tercatat sebesar 1,33%, masih berada dalam target bank sentral sekitar 2%-4% hingga akhir 2023.

"Dengan menjaga yield di pasar keuangan tetap menarik, BI dapat mempertahankan suku bunga meski the fed masih membuka kemungkinan untuk menaikkan suku bunganya satu kali lagi ke depan," tuturnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement