Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Biang Keroknya

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 23 Oktober 2023 |14:09 WIB
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Biang Keroknya
Penyebab nilai tukar rupiah melemah (Foto: Okezone)
A
A
A

"Jadi tentunya ini dapat bisa mengurangi ketergantungan dan terutama lagi misalkan rupiah ya bagaimana kita bisa lebih resilien lagi," ungkap Josua.

Ekonom PermataBank ini melihat resiliensi rupiah nilainya sejauh ini cukup baik, tentunya bagaimana tadi keseimbangan eksternalnya diperkuat dengan penguatan current account balance kita.

"Kalau kita perhatikan bisa meningkatkan value chain nya artinya mendorong hilirisasi agar misalkan produksi baterai mobil listrik alumunium bisa dilakukan di dalam negeri sehingga meningkatkan current account balance nya," jelas Josua.

Adapun pelemahan rupiah masih tergantung pada faktor eksternal yaitu kondisi global saat ini. Konflik Israel-Hamas yang semakin memanas juga meningkatkan tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Kondisi ini menyebabkan risiko higher-for-longer atau suku bunga tinggi lebih lama akan meningkat. Ruang kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral AS Federal Reserve masih akan terbuka di sisa tahun ini.

Menurut Josua, rupiah lebih banyak faktor sentimen fundamental yang harusnya bisa membuat mata uang ini menguat lagi.

"Tapi dengan faktor sentimen tadi, dua dari tensi geopolitik dan juga ketidakpastian dari arah suku bunga AS, sehingga sentimennya akhirnya berpengaruh pada pelemahan rupiah," pungkas Josua.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement