Menurutnya, Indonesia telah berjuang agar anak bangsa diberikan kepercayaan dan kita mendorong pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Akan tetapi yang terjadi saat ini kata Amin, buruknya kualitas trainset LRT, bisa menurunkan kepercayaan publik akan kemampuan anak bangsa. Padahal bisa jadi persoalannya merupakan faktor non teknis produksi atau kemampuan para insinyur Indonesia, namun karena faktor lain.
"Jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. Jika dibiarkan, hal ini akan membuat industri kereta api kita sulit melangkah lebih jauh. Padahal kita sedang membangun kepercayaan publik terhadap kemampuan anak bangsa dalam hal teknologi perkeretaapian," katanya.
Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan bahwa masalah roda kereta LRT Jabodebek mengalami keausan muncul setelah LRT Jabodebek beroperasi secara komersial.
Dimana terdapat 18 trainset yang antre untuk pembubutan roda. Dari kondisi yang baru ditemukan tersebut, Kuswardoyo mengatakan pihaknya tidak ada persiapan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Iya betul. Kita belum menyiapkan apa-apa karena kan selama ini sarana itu masih menjadi tanggung jawabnya produsen. Nah ini pada saat setelah dikerjakan oleh kita, kita baru tahu bahwa ternyata tingkat keausannya sedemikian tingginya," katanya saat ditemui di kawasan Menteng.
Kuswardoyo mengungkapkan bahwa ketika mengetahui masalah tersebut, pihaknya kemudian langsung memesan roda LRT Jabodebek sebanyak 1.000 kepada PT Industri Kereta Api (INKA).
Dia berharap 1.000 unit roda tersebut akan tiba di Depo LRT Jabodebek paling lambat pada Januari 2023. Dan itu dilakukan secara bertahap. Ia mengatakan pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada Kemenhub untuk dilakukan penambahan mesin bubut.
"Jadi makanya kemudian kita pesan roda, cepat-cepat pesan roda juga. kemudian kita juga mengusulkan untuk melakukan sejumlah perbaikan. dan ini yang mengerjakan bukan hanya kita sih," katanya.
Adapun saat ini, Kuswardoyo mengatakan bahwa hanya 9 trainset yang dioperasikan dan juga melakukan pelambatan terhadap laju keretanya.
Hal itu dilakukan guna mengurangi gesekan roda agar tidak terlalu cepat haus. Pasalnya saat ini rerata 9 trainset yang dioperasikan juga perjalananya telah mencapai di atas 15.000 km.
"Sementara di LRT sendiri, 20.000 km roda itu, dia sudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di peraturan dinas kita bahwa tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausan. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)