JAKARTA - Pembangunan desa wisata tidak hanya bicara mengenai infrastruktur. Sebab, ada aspek lain dalam pembangunan desa wisata di Indonesia
"Pembangunan desa wisata tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur tapi harus ditopang dengan SDM yang tepat,” kata Praktisi Desa Wisata Udi Hartoko yang dikenal sebagai hero penggerak Desa Wisata Pujon Kidul seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Dia menambahkan, tantangan terbesar pengembangan desa wisata seringkali kurang mengutamakan sisi pemberdayaan serta penguatan sumber daya manusia (SDM).
Karena itu, ia menilai dilaksanakannya program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 sangat tepat, karena mengarah pada penguatan SDM dan kelembagaan.
Kegiatan yang diawali dengan sosialisasi, pelatihan, dan 5 tahapan pendampingan secara intensif ini diharapkan mampu membangun pemahaman tentang pentingnya unsur manusia sebagai pengelola dan penggerak pariwisata.
Dia menyoroti tahap Pendampingan Program KSW 5.0 yang menurutnya sangat bermanfaat untuk memetakan kebutuhan setiap desa agar program berlangsung optimal.
“Biasanya pelatihan atau bimtek dilakukan di tempat yang berbeda (bukan di desa wisata). Pendampingan pada KSW 5.0 dilaksanakan bertahap sampai 5 kali di desa terkait sehingga manfaatnya luar biasa. Dengan (fasilitator) yang tinggal di desa, maka dapat memahami kebutuhan dan problematika yang ada. Ini penting untuk menentukan langkah berikutnya,” katanya.
Praktisi Desa Wisata Nglanggeran Sugeng Handoko mengatakan, desa wisata yang mendapatkan Program KSW 5.0 terasa sekali perbedaannya, karena programnya berkelanjutan dan temanya disesuaikan dengan kebutuhan tiap desa wisata.
"Melalui pendampingan ini fasilitator atau pendamping desa dapat melakukan evaluasi dan membimbing warga membuat inovasi. Tiap desa tentu memiliki karakter yang dapat dikembangkan sesuai dengan keunggulan dan keunikan masing-masing,” ujarnya.
Untuk mempertahankan dampak positif KSW 5.0 yang telah dirasakan masyarakat desa wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong dan memantau bagaimana desa-desa wisata penerima manfaat program akan dapat menjaga keberlanjutan program tersebut secara mandiri.
Sejalan dengan hal itu, telah dibentuk pula tim yang secara aktif menjembatani kerja sama desa dengan berbagai industri usaha, asosiasi, komunitas, korporasi, lembaga yang ingin membantu desa wisata.
Nyong Tomia, Local Champion (penggerak desa wisata) dari Desa Wisata Kulati, Wakatobi mengaku sangat bersyukur desanya dapat terlibat dalam kegiatan puncak KSW 5.0 termasuk mengikuti Workshop Desa Wisata.
“Semoga dengan kegiatan ini jadi lebih banyak yang mengenal potensi wisata yang ada di desa kami. Kami bisa dapat informasi pendanaan dan kemungkinan kolaborasi lainnya, serta membuat jejaring dan menguatkan sinergitas antara desa wisata,” jelasnya.