Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Penumpang Kereta Cepat Whoosh Disebut Sepi hingga Penjelasan KCIC

Meliana Tesa , Jurnalis-Sabtu, 03 Februari 2024 |06:14 WIB
6 Fakta Penumpang Kereta Cepat Whoosh Disebut Sepi hingga Penjelasan KCIC
Fakta Kereta Cepat. (Foto: Okezone.com/Antara)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian BUMN mengakui adanya penurunan jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh. Penurunan terjadi di masa low season atau non libur.

Di mana, angka penumpang akan tergantung pada pada jam sibuk (peak hour) atau jam non sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non liburan (low season), atau hari kerja ataupun akhir pekan.

Berikut Okezone telah merangkum fakta-fakta mengenai penumpang kereta cepat yang katanya sepi, pada Sabtu (3/2/2024):

1. Laporan Jumlah Penumpang per Bulan

Stafsus Arya mengatakan berdasarkan hasil rekapan data jumlah penumpang yang dilakukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), angka peminat Kereta Cepat Whoosh hanya dapat dihitung secara bulanan.

“Nanti kita lihat, tunggu aja, hari itu rame, kita tunggu aja, mungkin sekarang lagi turun, jangan berapa hari langsung kita (klaim sepi), satu ini dibilang langsung sepi, bisa aja jamnya lagi gak nih, kan nanti lihat laporan berapa banyak penumpang sebulannya, kan ada laporan dari KCIC-nya,” jelasnya.

2. Sanggahan BUMN

Kementerian BUMN juga membantah bahwa penerapan skema dynamic pricing atas harga tiket Kereta Cepat Whoosh dilatari oleh jumlah penumpang yang kecil atau sepi.

Arya memastikan pemberlakuan dynamic pricing atau tarif dinamis tidak berhubungan dengan klaim Kereta Cepat Whoosh sepi penumpang. Menurutnya, kebijakan tersebut lebih didasarkan pada dinamisnya jumlah penumpang kereta cepat.

3. Kondisi Penumpang Tergantung pada Jam Kerja

Arya menilai kondisi penumpang kereta cepat sama seperti dengan penumpang di pesawat. Lantaran jumlahnya tergantung pada high season dan low season.

“Oh itu gak, itu dari awal uda begitu, kita lihat bahwa, gini lho kita lihat nih, kalau lagi puncak-puncaknya tinggi banget peminat. Lagi ini, bukan sepi, maksudnya kurang, yah uda kita lihat dinamis dia, lagi tinggi,” ujarnya.

“Gini lho, di mana-mana yang namanya kereta cepat ini, lawannya apa? Pesawat, pesawat naik turun gak harganya? Naik turun, naik turun, dia dinamis. Musim lagi gak peak-nya dia turun, lagi tinggi dia naik, yang pastinya ada batas atas, batas bawa kan,” paparnya

4. KA Parahyangan Bukan Saingan KA Whoosh

Arya mengatakan, tidak ada kaitan antara Kereta Cepat Whoosh dan berkurangnya perjalanan kereta api Argo Parahyangan rute Stasiun Gambir-Bandung. Meski, kereta cepat tengah mengalami penurunan jumlah penumpang.

"Kan bukan lawannya. (Sama-sama ke Bandung) tapi Kereta Cepat kan lawannya bukan KA Parahyangan. Nggak ada kaitannya," ujarnya

5. Tanggapan KCIC

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menyatakan, minat masyarakat menggunakan kereta Whoosh sangat positif.

“Menanggapi banyaknya permintaan informasi data penumpang berkaitan dengan yang isu perjalanan kereta Whoosh sepi penumpang, dapat kami sampaikan bahwa sejauh ini okupansi Kereta Cepat Whoosh masih stabil di atas 50 persen dan minat masyarakat menggunakan kereta Whoosh sangat positif,” ujar Eva melalui keterangan pers.

6. Okupansi Whoosh Capai 70.1% per Hari

Eva menilai dari awal mula beroperasinya kereta cepat hingga sekarang, secara keseluruhan rata-rata okupansi Whoosh mencapai 70,1 persen per hari.

“Dari data volume penumpang tersebut KCIC melihat antusias masyarakat sejak awal beroperasi hingga saat ini terus positif untuk menggunakan Whoosh sebagai moda transportasi publik pilihan,” paparnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement