JAKARTA - Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor mempertanyakan peranan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang selalu bersemangat dalam melakukan impor beras dan jagung. Namun pada saat yang sama, Bulog sepertinya enggan untuk menyerap gabah.
Karena itu, Yadi meminta agar Bulog melakukan penyerapan gabah dan jagung secara maksimal ketimbang harus mengejar importasi komoditas lain seperti daging kerbau. Menurut Yadi, gabah dan jagung lebih penting mengingat ketersediaannya sangat diharapkan.
"Bulog ini semangat kalau impor beras dan jagung, tapi ketika diminta serap gabah dan jagung mereka seolah tidak berdaya, ada apa?," ujar Yadi, pada Rabu, (3/4/2024).
Yadi mengatakan, saat ini para petani tengah menanti pembelian hasil panen rayanya dibeli pemerintah. Mereka khawatir jika tidak diserap maka harga yang ada saat ini semakin jatuh dan terperosok ke titik yang mengkhawatirkan.
BACA JUGA:
"Jangan sampai hal seperti itu terjadi karena jerih payah petani tak dihargai. Kan selama ini Bulog punya tugas dan fungsi menyerap, ya lakukan saja penyerapan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI.