Selain itu, Bahlil menyebut konflik perang antar negara juga ditambah dengan kembali memanasnya tensi Israel dan Palestina. Bahkan belakangan, saling balas serangan juga dilakukan oleh negara Iran terhadap Israel maupun sebaliknya.
"Inilah yang membuat ekonomi dunia tidak menentu, nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak bisa diperkirakan. Harga minyak dunia, dari USD70 per barel menjadi USD100 per barel tahun 2022, sekarang naik lagi setelah ada ketegangan itu," sambungnya.
Terakhir, Bahlil juga menyinggung soal adanya permasalahan deflasi dan perlambatan ekonomi Tiongkok. Indonesia sebagai mitra dagang Tiongkok tentunya sangat terpengaruh dengan adanya perlambatan ekonomi di negara tirai bambu tersebut, terutama konsumsi di negara tersebut mengalami penurunan.
(Feby Novalius)