Secara aset, hingga kuartal III tahun lalu perusahaan membukukan nilai sebesar Rp140,86 triliun dengan rata-rata pertumbuhan selama 4 tahun sebesar 24,75 persen. Jumlah ini menjadikan HK sebagai salah satu dari sepuluh BUMN terbesar berdasarkan total aset.
Kendati begitu, struktur keuangan HK sempat berdarah-dara lantaran mencatat laba rugi sepanjang 3 tahun berturut-turut atau periode 2020-2022. Kerugian disebabkan tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional JTTS.
Untuk periode 2020-2021, Hutama Karya mengalami kerugian senilai Rp4 triliun. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari laba rugi 2020 sebesar Rp2 triliun dan laba rugi 2021 senilai Rp2 triliun.
(Feby Novalius)