Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Juta Gen Z Nganggur, Indonesia Emas Sulit Dicapai

Muhammad Farhan , Jurnalis-Sabtu, 25 Mei 2024 |08:31 WIB
10 Juta Gen Z <i>Nganggur</i>, Indonesia Emas Sulit Dicapai
10 Juta Gen Z Menganggur. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Bonus demografi Indonesia mendapat tantangan besar khususnya bagi penduduk usia angkatan kerja yakni berumur 15 tahun ke atas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 10 juta pengangguran #mce_temp_url#dari Generasi Z, ditemukan tidak bekerja bahkan tidak mengenyam pendidikan.

Kondisi tersebut menjadi tantangan terhadap visi Indonesia Emas 2045 atau target RI menjadi negara maju. Indonesia dinilai semakin jauh dari capaian target visi Indonesia Emas 2045, lantaran syarat visi tersebut belum terpenuhi sedari kekinian.

"Syarat tercapainya Indonesia Emas 2044 itu kan ada dua, pertama pertumbuhan ekonomi antara 6-7%. Yang kedua, kita keluar dari middle income trap. Keduanya masih berat untuk dicapai saat ini," ujar Senior Ekonom Indef, Tauhid Ahmad, Sabtu (25/5/2024).

Tauhid menjelaskan kondisi 10 juta pengangguran tersebut menyebabkan kemunduran ekonomi Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi berada di angka 5%. Untuk itu, Tauhid memandang kondisi jutaan pengangguran dari bonus demografi tersebut justru menjadi beban bagi negara.

"Artinya bonus demografi terkini tidak bisa dimanfaatkan sebagai tenaga kerja produktif sehingga memperbesar middle income trap. Ini perlu ditangani secara serius," terang Tauhid.

"Konsekuensi dampaknya dari tidak berkurangnya 10 juta pengangguran ini, Indonesia Emas 2045 akan butuh waktu lebih lama lagi," sambung Tauhid.

BPS menyebut, hampir 10 juta penduduk usia muda atau gen z dengan rentang usia 15-24 tahun menganggur. Dari angka tersebut, sebanyak 5,73 juta di antaranya merupakan perempuan dan 4,17 juta lainnya laki-laki.

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas atau Kementerian PPN, Maliki menyebut, ada beberapa langkah yang seharusnya diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Salah satu yang utama menurutnya adalah, dengan memperbaiki sistem pendidikan.

"Kami menekankan satu, sistem pendidikan itu tentunya harus meningkatkan motivasi mereka. Bisa melihat cita-cita mereka apa, mau bekerja seperti apa, dan sebagainya," kata Maliki, Jakarta, Kamis (23/5/2024).

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement