JAKARTA - Para remaja Palestina terlihat semelompati trampolin dan melompati rintangan di dalam tenda yang menjulang tinggi di pinggiran Ramallah, pusat keuangan Tepi Barat yang diduduki.
Namun, tantangan tidak hanya dihadapi oleh siswa sirkus di paviliun: direktur sekolah juga menghadapi kesulitan keuangan untuk membeli tenda dari Eropa dan trampolin dari Asia.
"Menghadapi pembayaran internasional menjadi penderitaan bagi kami," kata Mohamad Rabah, kepala Sekolah Sirkus Palestina, menjelaskan proses birokratis yang bisa menunda pengiriman peralatan hingga satu bulan dikutip VOA Indonesia, Senin (17/6/2024).
Perbankan di wilayah Palestina cukup sulit karena Otoritas Palestina (PA) tengah diperiksa terkait dugaan pembiayaan teror, yang menghambat transaksi.
Sejak 1967, Israel telah menduduki Tepi Barat. Hubungan ekonomi yang kuat memungkinkan dua lembaga pemberi pinjaman Israel berfungsi sebagai bank koresponden di wilayah Palestina.
Namun, situasinya bisa berubah jika Menteri Keuangan Israel dari sayap kanan jauh, Bezalel Smotrich, benar-benar melaksanakan ancamannya untuk memutus hubungan perbankan vital bulan depan.