JAKARTA - Sejumlah investor menyuarakan keluhan terhadap mekanisme perdagangan full periodic call auction (FCA) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Skema transaksi FCA dinilai hanya menguntungkan pemodal kakap dengan barang dan modal yang besar, sehingga berpotensi melahirkan manipulasi terhadap Indicative Equilibrium Volume (IEV) dan Indicative Equilibrium Price (IEP), dua fitur yang disediakan bursa menggantikan bid dan offer.
“FCA ini cuma kuat-kuatan, banyak-banyakan barang, banyak-banyakan modal kita bisa menyetir arah IEP dan IEV.” kata Investor dan Trader, Bernard M. S., dalam Dialog Special iNews, Selasa (25/6/2024).
Bagi Bernard, transaksi FCA justru tidak menghadirkan transparansi, lantaran bersifat ‘blind book’ alias tidak menampilkan kolom permintaan beli (bid) dan penawaran jual (offer).
Belum lama ini BEI telah mengubah ketentuan pencatatan saham dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK). Perubahan ini hanya mengatur pada sejumlah kriteria suatu saham yang masuk dalam ’Special Monitoring’ tersebut.