Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Profil dan Harta Kekayaan Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Bakal Dilantik Jadi Menteri ESDM

Atikah Umiyani , Jurnalis-Selasa, 30 Juli 2024 |17:51 WIB
Profil dan Harta Kekayaan Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot yang Bakal Dilantik Jadi Menteri ESDM
Profil dan Harta Kekayaan Bahlil Lahadalia (Foto: Okezone)
A
A
A

Harta Kekayaan Bahlil

Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Bahlil mempunyai total harta kekayaan mencapai Rp302.467.616.354 atau Rp302,4 miliar. Harta kekayaan Bahlil yang dilaporkan KPK periode 31 Desember 2022.

Harta kekayaan Bahlil Rp302 miliar terdiri dari tanah dan bangunan Rp284.099.500.000 atau Rp284 miliar dengan rincian 18 tanah dan bangunan yang tersebar di daerah Kota Jayapura, Gianyar, Sragen hingga Jakarta Selatan.

Sementara itu, alat dan transportasi mesin milik Bahlil yang tercatat sebesar Rp115,6 juta terdiri dari Toyota Harrier tahun 2007 dan Honda CRV tahun 2010.

Bahlil memiliki surat berharga Rp2.012.500.000 atau Rp2,01 miliar, kas dan setara kas Rp16.240.016.354 atau Rp16,2 miliar serta Bahlil tercatat tidak memiliki utang, sehingga total kekayaan Bahlil mencapai Rp302.467.616.354 atau Rp302,4 miliar.

 

Kisah Bahlil dari Sopir Angkot Jadi Menteri

Bahlil memulai kariernya sebagai sopir angkot hingga membuka usaha sendiri. Kesuksesannya pun dijawab saat dirinya dipilih sebagai Ketua Hipmi.

"44 tahun lalu, seorang bayi laki-laki lahir di Desa Gunung Api Utara, di Kampung Batu Angus. Bayi tersebut menyelesaikan sekolah dasar di Banda, lanjut ikut orang tua di Papua. Bertransformasi dari hidup susah, pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, lalu bisa menjadi Ketua Umum HIPMI, yang baru kali itu berasal dari Timur. Kini, 44 tahun kemudian, dipercaya oleh Bapak Presiden untuk mengemban amanah menjadi Kepala BKPM. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan,” jelas Bahlil dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Bahlil menjelaskan bahwa kualitas mahasiswa diuji dalam tiga hal, yaitu profesionalisme, intelektualitas, dan ilmuwan. Profesionalisme diukur dari kemampuan spesifik, yaitu dari ilmu yang ditekuni.

Intelektualitas yaitu kemampuan untuk menguasai berbagai macam ilmu seperti politik, hukum, sosial, dan lainnya. Ilmuwan adalah memiliki tingkat kemampuan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement