Berdasarkan klasifikasi gender, indeks inklusi keuangan komposit perempuan mencapai 76,08%, terdiri dari 74,45% produk konvensional, dan 13,31% syariah.
Angka ini lebih tinggi dari inklusi keuangan laki-laki yang mencapai 73,97%, mencakup 72,69% produk konvensional dan 12,44% syariah.
Sementara indeks literasi keuangan perempuan juga lebih tinggi yakni mencapai 66,75%, terdiri dari 66,39% produk konvensional, dan 40,45% syariah. Sementara literasi keuangan laki-laki di Indonesia mencapai 64,14%, mencakup 63,80%, terdiri 63,80% konvensional dan 37,78% syariah.
Tak Ada Gap Gender di Inklusi dan Literasi Keuangan
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan kecakapan literasi dan inklusi sudah tidak lagi terdapat gap gender, khususnya perempuan.
“Kita sangat berbangga hati. Sudah tidak lagi isu gender lagi dalam inklusi dan literasi keuangan, karena sudah setara perempuan dan laki-laki,” tegasnya.
Sebagai catatan bahwa sebaran sampel SNLIK 2024 mencakup 34 provinsi dengan 120 kab/kota. Jumlah sampel mencapai 10.800 responden dengan target rentang umur 15-79 tahun.
Tingkat response rate mencapai 98,98%. Pelaksanaan survei dilakukan pada 9 Januari sampai dengan 5 Februari 2024 dengan metode sampling Stratified Multistage Cluster Sampling, yang menghasilkan sampel responden yang lebih mewakili profil populasi masyarakat Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)