JAKARTA – Lesunya ekonomi China membuat jaringan restoran Din Tai Fung menutup 14 gerai. Din Tai Fung adalah restoran dim sum Taiwan dengan label bintang Michelin.
Din Tai Fung mengatakan pihaknya menutup 14 restorannya di China karena kondisi negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia itu sedang lesu. Ditambah lagi, konsumen China yang sedang mengencangkan ikat pinggang memilih makanan yang lebih murah, kata restoran yang terkenal dengan antrean panjang dan berbagai jenis dim sum hangat.
Anak perusahaan Din Tai Fung, Beijing Hengtai Feng Catering Company, mengumumkan bahwa mereka berencana menutup seluruh 14 restorannya di China utara termasuk satu di Xiamen, demikian dilansir dari VOA, Kamis (29/8/2024).
Perusahaan induk merek tersebut di Taipei mengatakan kepada VOA bahwa 18 restoran yang tersisa di China Timur, yang dijalankan oleh mitra lainnya yang berbasis di Shanghai, akan tetap beroperasi normal.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan dan kekecewaan yang ditimbulkan oleh keputusan ini kepada banyak pelanggan setia Din Tai Fung kami,” kata anak perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan di aplikasi media sosial China, WeChat.
Perusahaan itu menambahkan, pembayaran pesangon dan penempatan para karyawan akan ditangani dengan baik.
Sekitar 800 karyawan akan terkena dampak dari langkah ini, yang terjadi ketika persaingan harga antar restoran memanas dan perubahan kebiasaan konsumen di China.
Sejak Beijing mulai melonggarkan kebijakan pengendalian COVID-19 yang ketat pada akhir 2022, dengan mengizinkan lebih banyak orang untuk makan di luar lagi, konsumen China menjadi lebih berhemat dalam pengeluaran mereka, mengingat berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi negara ini, mulai dari krisis pasar properti hingga krisis ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi dan pasar saham yang merosot.
“Situasi saat ini di China adalah meskipun lalu lintas masih ramai, daya konsumsinya lemah, termasuk di industri jasa restoran,” kata Darson Chiu, ekonom dan direktur jenderal Konfederasi Kamar Dagang dan Industri Asia-Pasifik yang berbasis di Taiwan.
“Merek kelas atas seperti Din Tai Fung mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen karena mereka menurunkan tingkat konsumsi mereka dalam kondisi perekonomian China saat ini.”
Faktor lain yang menjadi tantangan bagi perusahaan seperti Din Tai Fung adalah menurunnya kepercayaan perusahaan asing terhadap perekonomian China dan menurunnya jumlah wisatawan asing ke China.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)