Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impian Haji Nenek Sarah Dimulai dari Botol dan Kardus

Taufik Budi , Jurnalis-Jum'at, 20 September 2024 |21:44 WIB
Impian Haji Nenek Sarah Dimulai dari Botol dan Kardus
Cara Nenek Sarah Tambah Tabungan lewat Bank Sampah. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

Bagi Susilowati, kegiatan ini bukan hanya memberikan tambahan penghasilan, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi sampah di lingkungan sekitar. Ia juga berbagi informasi tentang sistem pengumpulan emas dari bank sampah.

"Setiap kali kami mendapatkan emas, ada SMS dari Pegadaian. Terbaru, pada Kamis, 12 September 2024, saya menerima informasi bahwa saya telah mendapatkan 0,58 gram emas," jelasnya.

Berawal Wilayah Kumuh

Di balik keberhasilan Bank Sampah Ngudi Lestari, ada sosok inspiratif seperti Umi Nasiah. Ia adalah pendiri bank sampah ini di RW 7 Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. "Awalnya kita masuk dalam program Kotaku, Kota Tanpa Kumuh," katanya. Tujuan utama program ini adalah memperbaiki kebersihan lingkungan.

"Sebelumnya banyak warga yang buang sampah ke kali, bahkan buang air besar di sungai," imbuh Umi.

Namun, melalui edukasi dan sosialisasi, Bank Sampah berhasil menarik minat warga untuk memilah dan menjual sampah mereka. Warga kini membawa sampah yang sudah terpilah, dan Bank Sampah mencatat serta menghargai hasilnya.

Setelah bergabung dengan PT Pegadaian, Bank Sampah Ngudi Lestari mulai menggunakan sistem Tabungan Emas. "Tabungan emas itu minimal setor dari sampah Rp12.000 dan kelipatannya. Misalnya jual sampah dihargai Rp15.000, maka Rp12.000 masuk ke tabungan emas, sisanya ke rekening tunai," jelas Umi.

Keberhasilan Bank Sampah ini tidak terlepas dari dukungan CSR (Corporate Social Responsibility/ tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat) dari PT Pegadaian. Melalui program The Gade Clean and Gold, PT Pegadaian memberikan bantuan berupa bangunan pusat pengelolaan sampah lengkap dengan mesin pencacah dan pengepres plastik.

Perusahaan pelat merah itu juga memberikan gerobak sampah yang memudahkan ibu-ibu dalam mengumpulkan sampah dari rumah-rumah warga.

"Kami sangat bersyukur dengan adanya program Bank Sampah ini. Dari yang dulunya kawasan ini kumuh, sekarang berubah menjadi lebih tertata dan bersih. Melalui dukungan dari PT Pegadaian dan kesadaran warga, kami bisa mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi," kata Umi.

Namun, perjuangan para penggerak Bank Sampah ini tidaklah mudah. Kontur tanah di Kelurahan Tinjomoyo yang naik turun menjadi tantangan tersendiri dalam pengangkutan sampah. Untuk mengatasi masalah tersebut, petugas Bank Sampah tidak lagi menjemput sampah dari setiap rumah, melainkan mengumpulkannya di tiga unit Bank Sampah.

Sejak 2019, Bank Sampah Ngudi Lestari telah mengumpulkan sekitar 200 gram emas, dengan nasabah yang aktif berjumlah 217 orang. Bank Sampah ini juga memberi peluang bagi warga yang ingin menabung emas untuk tujuan mulia, seperti haji atau umrah melalui program Arrum Haji.

“Jika Tabungan Emas sudah mencapai 3,5 gram, warga bisa mendaftar haji tanpa harus mengeluarkan uang Rp25 juta,” jelas Umi.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement