Ini berarti biji kopi Robusta dan Arabika kini diperdagangkan pada harga mendekati rekor tertinggi di pasar komoditas.
Badai pasar 'sempurna'
Apakah pergeseran ekonomi kopi global benar-benar memengaruhi harga kopi yang Anda beli di pinggir jalan dan kafe kopi? Jawaban singkatnya: berpotensi.
Pedagang grosir Paul Armstrong yakin para peminum kopi akan segera menghadapi prospek "gila" untuk membayar lebih dari Rp100.000 (£5) di Inggris untuk asupan kafein mereka.
"Sekarang, ini badai yang sempurna."
Armstrong, pengelola Carrara Coffee Roasters yang berpusat di East Midlands, Inggris, mengimpor biji kopi dari Amerika Selatan dan Asia, yang kemudian dipanggang dan dikirim ke kafe-kafe di seluruh Inggris.
"Sebenarnya kopi dalam jumlah komersial yang akan mengalami gangguan paling besar. Kopi instan, kopi supermarket, barang-barang di pom bensin-semuanya naik."
Angka-angka industri memperingatkan bahwa harga pasar kopi yang tinggi belum tentu berdampak pada harga eceran yang lebih tinggi.
Felipe Barretto Croce, CEO FAFCoffees di Brasil, setuju bahwa konsumen "merasakan tekanan" karena harga di konsumen telah naik.
Namun, ia berpendapat bahwa hal itu "sebagian besar disebabkan oleh biaya inflasi secara umum", seperti sewa dan tenaga kerja, bukan biaya biji kopi.
Konsultan Allegra Strategies memperkirakan biji kopi berkontribusi kurang dari 10% dari harga secangkir kopi.
"Kopi masih sangat murah, sebagai barang mewah, jika Anda membuatnya di rumah."
Ia juga mengatakan bahwa biaya biji kopi berkualitas rendah yang meningkat berarti kopi berkualitas tinggi kini dapat dilihat sebagai nilai yang lebih baik.
"Jika Anda pergi ke kedai kopi khusus di London dan memesan kopi, dibandingkan kopi di Costa Coffee, perbedaan [harga] antara secangkir kopi itu dan kopi khusus jauh lebih kecil daripada sebelumnya."
Namun, ada harapan akan adanya penurunan harga di masa mendatang.
Kehilangan masa depan
Panen musim semi mendatang di Brasil, yang menghasilkan sepertiga kopi dunia, kini "sangat penting", menurut Croce.
"Yang ditunggu-tunggu semua orang adalah kapan hujan akan kembali turun," katanya.
"Jika hujan kembali lebih awal, tanaman akan cukup sehat dan pembungaannya akan bagus."
Namun, jika hujan datang paling lambat pada Oktober, tambahnya, prediksi hasil panen tahun depan akan turun dan tekanan pasar akan terus berlanjut.
Dalam jangka panjang, perubahan iklim menimbulkan tantangan serius bagi industri kopi global.
(Taufik Fajar)