JAKARTA - Pemerintah mengumumkan penurunan harga tiket pesawat 10% selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Penurunan harga tiket berlaku di semua bandara Indonesia.
Penurunan harga tiket ini diambil setelah ada pemotongan sejumlah komponen penentu harga tiket pesawat seperti biaya kebandaudaraan, avtur, dan fuel surcharge.
Penurunan harga tiket pesawat ini berlaku untuk semua bandara di Indonesia. Sementara, untuk penurunan harga avtur berlaku di 19 Bandara di Indonesia mengikuti harga di Bandara Soekarno-Hatta.
Pemerintah menetapkan penurunan fuel surcharge untuk pesawat jet sebesar 8%, menjadi 2% dan diskon untuk pesawat propeller sebesar 5%, menjadi 20%. Juga, ada pemotongan harga PJP2U an PJP4U masing-masing 50%.
Kementerian Perhubungan bersama Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat lintaskementerian dan BUMN telah melakukan berbagai diskusi dengan semua stakeholder termasuk maskapai dalam menentukan penurunan harga ini.
Kebijakan ini diharapkan bisa semakin memudahkan pergerakan masyarakat selama masa Nataru ini, menggerakkan ekonomi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, menjadi stimulus industri terkait lainnya, dan mendorong sektor pariwisata makin naik.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, kebijakan ini merupakan hasil kerja sama intensif yang melibatkan berbagai pihak selama dua minggu terakhir. Langkah kolaboratif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan ini, untuk memastikan tiket lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Penurunan harga tiket untuk membantu masyarakat kita dan juga menggerakkan ekonomi termasuk pariwisata maka dari semua elemen tadi termasuk menurunkan biaya atau jasa di bandar udaraan termasuk juga avtur dan tentunya fuel surcharges maka bisa dikurangi harga tiket itu kurang lebih 10%," ujar Menko AHY, Rabu (27/11/2024).
Pengurangan harga tiket pesawat ini didorong oleh tiga intervensi penting: potongan tarif jasa kebandarudaraan sebesar 50%, diskon harga avtur sebesar 5,3% dari bulan sebelumnya, dan penurunan fuel surcharge untuk mesin jet sebesar 8%. Intervensi ini mampu menekan harga tiket pesawat hingga 9,9%, setara dengan penghematan rata-rata Rp157.500 per tiket.
Berdasarkan data, dampak kebijakan ini akan dirasakan oleh seluruh kategori penumpang, mulai dari layanan full-service hingga no-frills. Estimasi penghematan secara keseluruhan mencapai Rp472,5 miliar selama masa liburan.
"Kita harapkan bisa menjadi kabar baik buat masyarakat yang juga punya keluarga ingin liburan di akhir tahun. Mudah-mudahan ini juga bisa menggerakkan sektor ekonomi kreatif kita," tambah Menko AHY.
Sementara itu, berikut penurunan harga avtur di 19 bandara utama di Indonesia selama 19 Desember 2024 hingga3 Januari 2025. Pemerintah berharap kebijakan ini dapat memberikan dampak positif, baik bagi masyarakat maupun sektor ekonomi secara luas:
1. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (DPS)
2. Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya (SUB)
3. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar (UPG)
4. Bandar Udara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara (KNO)
5. Bandar Udara Sentani, Papua (DJJ)
6. Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kaltim (BPN)
7. Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Yogyakarta (YIA)