3. Bidang Pendidikan
Di bidang pendidikan, Pardede lulus dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Takushoku di Jepang, keduanya dengan jurusan Ilmu Ekonomi. Pendidikan ini menjadi dasar kesuksesannya dalam membangun bisnis yang terdiversifikasi.
Sebagai bentuk kontribusinya kepada masyarakat, Pardede mendirikan Universitas Darma Agung dan Rumah Sakit Herna di Medan. Keduanya menjadi simbol dedikasinya terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
4. Bentuk Klub Sepakbola
Selain itu, Pardede membentuk klub sepakbola bernama Pardedetex, yang menjadi bagian dari kontribusinya terhadap pengembangan olahraga di daerahnya. Ia juga memiliki sejumlah perusahaan besar seperti Hotel Danau Toba International dan Pabrik Tekstil TD Pardede.
Portofolio bisnisnya meluas ke sektor properti, termasuk hotel dan cottage di Medan, Parapat, dan Berastagi. Properti ini berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata di Sumatera Utara. Di bidang agribisnis, Pardede mengelola perkebunan kelapa sawit dan karet di Rantau Prapat dan Labuhan Batu.
5. Dunia Media
Pardede juga berkiprah di dunia media dengan memiliki saham di Radio Suara Nafiri dan Surat Kabar Perjuangan di Medan. Fasilitas umum seperti Gedung Pardede Hall dan lapangan sepak bola Gelora Pardede di Binjai juga dibangun olehnya. Fasilitas tersebut memberikan manfaat besar bagi masyarakat dalam bidang hiburan dan olahraga.
TD Pardede meninggal pada 18 November 1991, di usia 75 tahun.
(Taufik Fajar)