Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bukalapak Tutup, BEI Pertanyakan Dana IPO Rp21,3 Triliun

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Kamis, 09 Januari 2025 |12:00 WIB
Bukalapak Tutup, BEI Pertanyakan Dana IPO Rp21,3 Triliun
BEI Soal Dana IPO BUKA
A
A
A

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyoroti langkah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang memutuskan menutup segmen penjualan produk fisik di platform e-commerce-nya. 


1. Dana IPO


Kendati manajemen BUKA menilai keputusan ini merupakan bagian dari adaptasi terhadap dinamika bisnis, BEI mempertanyakan relevansi dana IPO BUKA.

“(Terkait pilihan menutup produk fisik) kami menanyakan mengenai relevansi dana yang dihimpun. Karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).


2. Dana IPO Masih Tersisa


Hingga 11 Juli 2024, dana IPO BUKA masih tersisa Rp9,82 triliun, dari total dana IPO (net) yang dihimpun senilai Rp21,32 triliun (gross Rp21,9 triliun). Sejak listing pada 6 Agustus 2021, BUKA telah merealisasikan dana IPO sebesar Rp11,49 triliun.

Nyoman mengakui pihaknya telah melakukan dengar pendapat dengan manajemen BUKA terkait ‘going concern’ perusahaan.

 


3. Tingkatkan Efisiensi


Menurut Nyoman, langkah BUKA merupakan bagian dari upaya perusahaan meningkatkan efisiensi, dan fokus pada segmen yang memberikan profitabilitas lebih tinggi.

Dari seluruh segmen, BUKA memilih produk non-fisik sehingga harus menghentikan operasional produk fisik.

“Mereka (Manajemen BUKA) melihat yang mana yang memberikan profitability yang lebih tinggi, atau revenue yang lebih tinggi. Dari e-commerce itu kelihatan bahwa yang non-fisik itu lebih tinggi,” ujarnya.


4. Bisnis


Nyoman menegaskan keberlanjutan bisnis Bukalapak masih berjalan, karena tidak menutup seluruh bisnis e-commerce-nya. Perusahaan hanya akan menghentikan penjualan produk fisik, sedangkan platform e-commerce secara keseluruhan tetap beroperasi.

“Mereka tetap menjalankan bisnis e-commerce, tetapi ada komponen di dalamnya yang dipilih untuk difokuskan,” jelas Nyoman.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement