JAKARTA - Pemerintah memacu laju hilirisasi di industri petrokimia dan gas dengan berbagai terobosan kebijakan untuk membantu pertumbuhan ekonomi 8% sesuai target Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya kata Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawzier mengatakan bahwa sektor petrokimia dan gas memberikan multiplier efek yang sangat besar terhadap sektor ekonomi lainnya.
"Sektor Industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) harus memompa tambahan kontribusi PDB sebesar Rp39,77 triliun dengan skenario porsi sektor industri terhadap PDB nasional sebesar 18,9%. Dan jika target skenario industri berkontribusi sebesar 21,9% dari PDB Nasional maka sektor IKFT harus memompa tambahan sumbangan Rp46,09 triliun," papar Taufiek, Sabtu (22/2/2025).
Menurut dia kalkulasi teknokratik ini diambil dari perhitungan baseline PDB harga konstan tahun 2024 sebesar Rp12.920 triliun. Dengan peningkatan 8% diperlukan sekitar Rp1.033 triliun yang akan memperkokoh PDB nasional ke angka Rp13.953 triliun.
"Artinya dengan dua skenario diatas kontribusi secara keseluruhan sektor industri nasional harus menambah porsi angkanya masing masing Rp195 triliun dimana share industri 18,9% dan Rp226 triliun jika secara nasional industri mempunyai share 21,9%," sambung Taufiek
Lanjutnya, dari sektor IKFT dalam skenario pertama, industri kimia, barang kimia dan farmasi khususnya peran Petrokimia dan Gas harus memberikan tambahan nilai minimal Rp18,37 triliun hingga Rp21,28 triliun dan pada tahun 2024 subsektor IKFT berkontribusi sebesar Rp555, 40 triliun.