Hery menjelaskan bahwa layanan bank emas BSI akan melengkapi ekosistem emas yang telah ada, seperti Gadai Emas, Cicil Emas, dan BSI Emas Digital, dengan total emas kelolaan saat ini mencapai 17,5 ton.
Sebagai pelopor bank emas syariah, BSI menawarkan layanan yang inklusif dan berbasis digital, sehingga dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, baik yang baru mulai berinvestasi maupun yang sudah berpengalaman.
“Produk bank emas BSI dirancang agar bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Kami menawarkan kesempatan investasi emas mulai dari 0,05 gram, dengan nilai kurang dari Rp100.000, melalui platform digital BYOND by BSI. Dengan begitu, masyarakat bisa berinvestasi kapan saja dan di mana saja,” jelas Hery.
BSI juga memperkenalkan tiga branding utama untuk layanan bank emasnya yaitu BSI Emas Digital, BSI Gold, dan BSI ATM Emas yang merupakan ATM emas pertama di Indonesia.
“Kami berharap dengan hadirnya layanan ini, bisnis bank emas BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan. Saat ini, omzet bisnis emas di BSI mencapai Rp28,7 triliun, dan kami optimistis dapat memberikan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” ujar Hery.
Pada tahun 2024, pembiayaan bisnis emas BSI mencapai Rp12,80 triliun, tumbuh 78,17 persen year-on-year, yang mencakup gadai emas dan cicil emas.
Hery juga menekankan beberapa keunggulan Bank Emas BSI, yaitu:
1. Layanan bank emas syariah pertama di Indonesia.
2. BSI Gold dengan kadar 99,99 persen bersertifikat SNI dan MUI.
3. Jaringan BSI Agen lebih dari 110 ribu di seluruh Indonesia.
4. Layanan digital yang dapat diakses kapan saja melalui BYOND by BSI.
Dengan total omzet bisnis emas BSI yang mencapai Rp28,7 triliun, BSI optimistis mampu mencapai potensi volume transaksi 250 ton dalam lima tahun ke depan.
“Kami berkomitmen menghadirkan one-stop solution layanan syariah dan berkontribusi dalam pendalaman sektor keuangan syariah di Indonesia,” tutup Hery.
Peluncuran layanan bank emas BSI ini diresmikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Gade Tower, Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan bahwa kehadiran bank emas menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia dalam mengelola sumber daya emas secara lebih cerdas dan transparan.
“Ternyata kekayaan kita besar, potensi besar, karena itu pengelolaannya harus lebih cerdas, teliti, hati-hati, dan transparan. Hari ini, pertama kali dalam sejarah, Indonesia yang punya cadangan ema…
(Taufik Fajar)