Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IHSG Pekan Ini Dibayangi Keputusan Suku Bunga The Fed hingga Bank Indonesia

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 17 Maret 2025 |07:50 WIB
IHSG Pekan Ini Dibayangi Keputusan Suku Bunga The Fed hingga Bank Indonesia
IHSG Diprediksi Dibayangi Sentimen Keputusan Bank Sentral. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini bakal diisi banyak sentimen dari global maupun domestik. Salah satunya keputusan Bank-Bank Sentral seperti The Fed dan Bank Indonesia terhadap tingkat suku bunga acuannya. 

Oleh karena itu, ada sejumlah rekomendasi saham bagi para investor dalam perdagangan pekan ini. 

1. Analisis Perdagangan Saham 

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani mengimbau pelaku pasar saham untuk mencermati empat sentimen berikut agar tetap bisa mendulang cuan.

"Pertama, sentimen keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ). Pada Rabu nanti, Bank Sentral Jepang akan mengumumkan keputusan tingkat suku bunga acuannya. Berdasarkan konsensus, BOJ diperkirakan akan menahan tingkat suku bunganya di level saat ini (0,5%)," kata Dimas dalam risetnya, Senin (17/3/2025).

Melihat kondisi makro ekonomi Negeri Sakura tersebut, di mana indikator inflasi yang konsisten mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir, maka besar kemungkinan BOJ akan melakukan kenaikan suku bunga kedepannya.

"Kekhawatiran bagi pelaku pasar adalah jika BOJ mendadak meningkatkan suku bunganya atas dasar menjaga stabilitas perekonomian negaranya maka hal ini akan memicu Carry Trade terjadi lagi. Diketahui, pada 5 Agustus 2024 lalu indeks saham global mengalami penurunan yang signifikan yang disebabkan Carry Trade ini karena pada saat itu keputusan BOJ untuk meningkatkan suku bunganya yang diluar ekspektasi pelaku pasar," jelasnya.

2. Rapat Dewan Gubernur BI 

Keputusan RDG BI. Di tanggal yang sama BI pun akan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang berdasarkan konsensus BI diperkirakan juga akan menahan di level saat ini (5,75%).

Jika melihat indikator makro ekonomi dalam negeri memang secara pertimbangan logis sebaiknya BI tetap mempertahankan tingkat suku bunganya di level saat ini di bulan ini.

"Dua indikator yang menjadi justifikasi saya adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan inflasi di dalam negeri. Apabila BI memangkas suku bunganya di level saat ini untuk meningkatkan inflasi yang di Januari lalu Indonesia mencatatkan deflasi pertama kali sejak Maret 2000 maka akan berdampak terhadap tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS," terang Dimas.

Ia menambahkan sedangkan apabila BI meningkatkan suku bunga acuannya, hal ini cenderung berat dilakukan karena tren penurunan suku bunga yang dilakukan mayoritas bank sentral dunia dan justru akan semakin menurunkan kemampuan daya beli masyarakat yang digambarkan melalui indikator inflasi tadi.

"Oleh karenanya, menahan suku bunga di level saat ini saya kira menjadi keputusan yang paling tepat bagi BI di bulan ini karena di bulan ini juga bertepatan dengan musim Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang akan meningkatkan konsumsi masyarakat yang harapannya akan memberikan catatan baik untuk inflasi di bulan ini," ungkap Dimas.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement