Menurut Ibrahim, yang menyebabkan rupiah melemah tajam adalah faktor geopolitik yang kian memanas, dimana Amerika Serikat mengancam Iran.
Disisi lain, kata Ibrahim, Israel melakukan genosida tahap kedua dan mereka menganggap jalur Gaza wilayahnya.
Menurut Ibrahim, pasar juga mengantisipasi dampak negatif dari kebijakan kenaikan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan segera diberlakukan tanggal 2 April, konflik baru di Timur Tengah juga memicu kekhawatiran pasar.
Dari segi internal, permasalahan Danantara hingga ucapan Presiden Prabowo Subianto membuat frustasi para investor. Ibrahim menilai pasar merasa ada intervensi pemerintah yang membuat tidak aman investor sehingga keluar dari pasar modal.
(Taufik Fajar)