Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Presiden Trump dan Perang Tarif 

Opini , Jurnalis-Kamis, 10 April 2025 |13:01 WIB
 Presiden Trump dan Perang Tarif 
Presiden Trump dan Perang Tarif (Foto: Andi Rahmat, Anggota DPR RI 2004-2009/2009-2014/Opini)
A
A
A

Sebaliknya, jika negara-negara itu cukup kuat dalam berkonsolidasi, mau menegosiasikan kepentingan nasionalnya dalam kerangka kepentingan stabilitas perdagangan global, maka AS akan berada dalam posisi terpojok, terisolasi bahkan oleh sekutu-sekutu terdekatnya. 

Ketiga, Sasaran utama dari kebijakan tarif Trump ini tetap saja adalah kompetitor utamanya, China. Trump telah memperluas zona persaingannya dengan China. Jelas bahwa Trump tidak menghendaki China menggunakan banyak negara yang ada didalam listnya sebagai “proxy” eksportnya ke AS. Vietnam Contohnya, adalah salah satu negara yang paling tinggi tarifnya.

Bagi Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam dan populasi yang besar, ini tentu merupakan peluang tersendiri. AS menyadari betul sifat interdependensi perdagangan global. AS tetap memerlukan pusat produksi baru yang menguntungkan perekonomian domestiknya. AS memerlukan sentra pasokan baru bagi kepentingan konsumennya.

Indonesia mesti hadir di sini. Dalam hal ini, tentu kita akan bersaing dengan India, yang dalam dua dekade terakhir telah berupaya keras menyakinkan pelaku bisnis AS untuk menjadikan India sebagai alternatif bagi China. 

Langkah-langkah ini tentu memerlukan kerja keras dan upaya sungguh-sungguh. Tetapi seperti kata pepatah, “in every great crisis, lies great opportunity” (Dalam setiap krisis besar, terdapat kesempatan besar”). Wallahualam.

Andi Rahmat, Anggota DPR RI 2004-2009/2009-2014

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement