"Sebaliknya dari sisi Amerika, pasti mereka akan melihat selain daripada migas, mungkin pesawat, kedelai, gandum, lalu kapas, pasti mereka ingin menunggu istilahnya durian runtuh," kata Anin.
"Kita lagi asik berbicara sekarang, ternyata dua hari yang lalu, U.S. Cotton sudah di sini. Mereka sudah ingin menanyakan bagaimana kapasnya bisa dipakai lebih supaya nanti garment kita kalau masuk ke Amerika, siapa tahu, tarifnya rendah bahkan 0%. Jadi yang berpikir seperti ini bukan kita saja," pungkasnya.
(Feby Novalius)