Sebagai pendiri Mayapada Group, Dato' Sri Tahir dikenal sebagai salah satu pengusaha paling sukses di Indonesia. Berdasarkan laman resmi Bank Mayapada, Dato’ Sri Tahir lahir di Surabaya pada 24 Maret 1952, ia menikah dengan Rosy Riady, putri dari taipan Indonesia Mochtar Riady.
Tahir awalnya memulai bisnis sebagai dealer mobil, tetapi mengalami kegagalan. Namun, kegagalan itu justru membawanya ke industri garmen, yang akhirnya menjadi batu loncatan menuju kesuksesan.
Pada tahun 1990, Dato' Sri Tahir mendirikan Bank Mayapada, yang kini menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Saat ini, Tahir menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mayapada dan memiliki banyak aset properti di Singapura.
Berdasarkan data Forbes per 12 November 2024, kekayaan Dato' Sri Tahir mencapai USD5,3 miliar atau setara Rp86.17 triliun, yang menempatkannya di posisi ke-8 orang terkaya Indonesia. Namun, per 13 Januari 2025, kekayaannya turun menjadi USD4,9 miliar atau sekitar Rp79,66 triliun. Bisnis Dato' Sri Tahir meliputi sektor perbankan, properti, kesehatan, dan media, menjadikannya salah satu pengusaha paling sukses di Indonesia.
Marina Budiman, kelahiran Surabaya pada 5 September 1961, merupakan seorang pengusaha sukses di industri teknologi. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di University of Toronto, dengan jurusan Keuangan dan Ekonomi.
Marina adalah salah satu pendiri dan presiden komisaris DCI Indonesia, perusahaan pusat data terkemuka yang ia dirikan pada tahun 2011 bersama Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia. Selain DCII, ia dan Otto juga mendirikan PT Indointernet Tbk (EDGE), yang lebih dikenal sebagai Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia.
Per 13 Januari 2025, kekayaan bersih Marina tercatat sebesar USD1,2 miliar, menempatkannya di peringkat ke-2.478 orang terkaya dunia. Sebelumnya, pada 12 November 2024, kekayaannya mencapai USD1,32 miliar, menjadikannya salah satu dari 50 Orang Terkaya di Indonesia.
Kariernya dimulai di Bank Bali pada tahun 1985, diikuti dengan bergabung di perusahaan IT Sigma Cipta Caraka pada 1989. Pada 1994, ia dan rekan-rekannya mendirikan Indonet, yang mereka jual pada 2023 setelah mengembangkan perusahaan tersebut menjadi pionir dalam layanan internet di Indonesia.
(Feby Novalius)