“Indonesia memang kaya, tapi juga berada di titik rawan. Kita tidak boleh lengah. Kita harus siap menghadapi potensi konflik atau perang yang bisa pecah di sekitar kita,” tambahnya.
Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menyoroti berbagai bentuk perang yang terjadi saat ini. Tidak hanya perang terbuka antarnegara, tetapi juga proxy war atau perang dengan menggunakan aktor pengganti, demi menghindari konfrontasi langsung.
“Kita lihat sekarang berbagai bentuk perang, ada yang terbuka antarnegara, ada juga yang menggunakan proxy dan berpengaruh terhadap keamanan kawasan. Bahkan ada perang yang belum terjadi, tetapi sudah ada ‘flash point’ yang bisa menjadi pemicunya,” tutup AHY.
(Feby Novalius)