Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen pemerintah untuk melanjutkan strategi efisiensi anggaran hingga tahun 2026. Penegasan ini disampaikan menanggapi pertanyaan mengenai arahan Presiden Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran
"Pasti dilakukan (efisiensi anggaran), itu tadi. Jadi kalau mau disampaikan, jawaban saya tegas iya dilakukan, gitu ya," ujar Sri Mulyani.
Langkah-langkah efisiensi ini akan dirancang berdasarkan delapan program prioritas yang tertuang dalam Asta Cita Presiden terpilih. Program-program tersebut akan dioptimalkan melalui berbagai inisiatif yang dikembangkan oleh kementerian dan lembaga, di bawah arahan langsung dari Presiden.
Sri Mulyani menanggapi proyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026 yang ditargetkan di kisaran 2,48 persen hingga 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Proyeksi tersebut tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2026, dinilai sebagai optimisme yang terukur dan terarah.
Menkeu menjelaskan, penetapan defisit tersebut didasari oleh analisis kondisi perekonomian saat ini dan proyeksi untuk tahun depan, serta bagaimana instrumen APBN dapat dioptimalkan.
"Maksudnya optimis itu harus lebih gede atau lebih kecil, atau gimana maksud kamu? Kita kan melihat dari sisi proyeksi ekonomi, dari perekonomian sekarang dan tahun depan, dan bagaimana mengoptimalkan instrumen APBN untuk stabilisasi atau counter cyclical dan melindungi masyarakat atau dunia usaha," ujar Sri Mulyani.
(Feby Novalius)