Dari beberapa konsumen yang ditemuinya, ada juga dari kelompok milenial yang berharap pemerintah menyediakan rumah subsidi namun lokasinya di pusat kota. Maka dari itu, dirinya sebagai menteri mendorong usulan milenial kepada publik.
"Supaya ada rumah kebanyakan buat millenial yang ada di perkotaan kan begitu, karena selama ini saya dengar juga mereka yang paling penting tempatnya layak. Tidak kumuh. Tidak usah terlalu besar juga tidak apa-apa. Kita dorong dong wacana ini ke publik," ujar dia.
Gagasan yang didorong ke publik ini pun direspon pengusaha dengan menyampaikan rumah subsidi yang di maksud.
Namun Ara menegaskan wacana rumah subsidi 18 meter belum menjadi keputusan resmi kementerian PKP.
"Kita minta beberapa pengusaha misalnya sudah mulai menyampaikan pikiran, pendapatnya, dan ada yang memberikan rumah contoh, jadi belum ada keputusan dari Kementerian kami soal ini," jelasnya.
(Taufik Fajar)